Teori kepribadian sehat Aliran psikoaalisis , Aliran Behavioristik , Aliran Humaistik , Pendapat Alport , Pendapat Rogers , Pendapat Maslow , Pendapat Fromm.
Kelas : 2PA16
NPM : 11513464
Tugas : 1
Nama : Astrid Dwi KurniaKelas : 2PA16
NPM : 11513464
Kepribadian
adalah kata yang begitu umum dipakai di dunia Psikologi, kepribadian seseorang
bisa dinilai dari kemampuannya memperoleh reaksi-reaksi dari berbagai orang
dalam berbagai keadaan. Untuk definisi kepribadian hampir bisa dikatakan tidak
ada suatu kesepakatan definisi dari keseluruhan pandangan yang pernah
dilontarkan.
Sehat merupakan
bagian dari harta manusia yang tak ternilai harganya. Sehat merupakan anugerah
dari Sang Maha Pencipta untuk makhluk hidup melakukan perbuatan mulia sehingga
sehat dapat di pandang indah untuk selalu disandang oleh individu yang sadar
akan hal tersebut.Aliran Psikoanalisa
A. Aliran Psikoanalisa
Sigmund Freud (1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisis. Menurut Freud pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal atau menyimpang.
Sumbangan
terbesar Freud pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak
sadar dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama
yang belum atau tidak mereka sadari. Bagi Freud, kehidupan mental terbagi
menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi
menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar.
Dalam psikologi
Freudian, ketiga tingkat kehidupan mental ini dipahami, baik sebagai proses
maupun lokasi. Tentu saja, keberadaan lokasi dari ketiga tingkat tersebut
bersifat hipotesis dan tidak nyata ada di dalam tubuh. Sekalipun demikian,
ketika membahas alam tidak sadar, Freud melihatnya sebagai suatu alam tidak
sadar sekaligus proses terjadi tanpa disadari.
Alam Tidak Sadar
Alam tidak sadar
(unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun insting yang
tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan dan tindakan
kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita
tidak menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut.
Dorongan tidak
sadar ini muncul di alam bawah sadar setelah menjalani transformasi tertentu.
Contohnya, seseorang dapat mengekspresikan dorongan erotis atau keinginan untuk
melukai orang lain dengan cara menggoga atau mengolok-olok orang lain. Dorongan
sejati (seks atau agresi) menjadi terselubung dan tersembunyi dari alam sadar
kedua orang tersebut. Akan tetapi, alam tidak sadar orang kedua secara
langsung. Keduanya dapat memuaskan dorongan seksual maupun agresif, tetapi tak
satupun di antara mereka menyadari motif di balik godaan atau olok-olok
tersebut. Dengan cara inilah, alam tidak sadar seseorang bisa berkomunikasi
dengan alam tidak sadar dari orang lain, keduanya sama-sama tidak sadar akan
proses tersebut.
Alam tidak sadar
bukan berarti tidak aktif atau dorman. Dorongan-dorongan di alam tidak sadar
terus-menerus berupaya agar disadari, dan kebanyakan berhasil masuk ke alam
sadar, sekalipun tak lagi muncul dalam bentuk asli. Pikiran-pikiran yang tak
disadari ini bisa dan memang memotivasi manusia. Contohnya, amarah seorang anak
terhadap sang ayah bisa terselubung dalam bentuk kasih sayang yang berlebihan.
Apabila tak bisa disembunyikan, rasa marah seperti ini sudah tentu akan
menyebabkan si anak merasa sangat cemas. Oleh karena itu, alam bawah sadarnya
memotivasinya untuk mengekspresikan rasa marah melalui ungkapan rasa cinta dan
pujian yang berlebihan. Agar selubung itu benar-benar berhasil mengelabui orang
tersebut, maka sering kali perasaan tersebut muncul dalam bentuk yang sama
sekali berbeda dengan perasaan yang sebenarnya, tetapi selalu muncul dalam
bentuk yang berlebihan dan penuh kepura-puraan. (Mekanisme ini dikenal dengan
pembentukan reaksi (reaction formation) yang akan dibahas secara terpisah
dibagian berjudul Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) yang terdiri dari
represi (repression), pembentukan reaksi (reaction formation), pengalihan
(displacement), fiksasi (fixation), regresi (regression), proyeksi
(projection), introyeksi (introjection), dan sublimasi (sublimation).
Alam Bawah Sadar
Alam bawah sadar
(preconscious) ini memuat semua elemen yang tak disadari, tetapi bisa muncul
kesadaran dengan cepat atau agak sukar (Freud, 1993/1964).
Isi alam bawah
sadar ini datang dari dua sumber, yang pertama adalah persepsi sadar (conscious
perception). Apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat,
akan segera masuk ke dalam alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih ke
pemikiran lain.
Alam Sadar
Alam sadar
(conscious), yang memainkan peran tak berarti dalam teori psikoanalisis,
didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam
kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung
kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bisa masuk ke
alam sadar yaitu sistem kesadaran perseptual (perceptual conscious), yaitu
terbuka pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita
tentang stimulus dari luar.
Sumber kedua
bagi elemen alam sadar ini datang dari dalam struktur mental dan mencakup
gagasan-gagasan tidak mengancam yang datang dari alam bawah sadar maupun
gambaran-gambaran yang membuat cemas, tetapi terselubung dengan rapi yang
berasal dari alam tidak sadar.
B. Aliran
Behavioristik
Behaviorisme
atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi dalam
psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme —
termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan— dapat dan harus dianggap sebagai
perilaku. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang
bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara
publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti
pikiran dan perasaan).
Teori-teori
behavioristik adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan
kondisi langsung belajar dalam menjelaskan perilaku. Semua bentuk tingkah laku
manusia adalah hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses penguatan.
Pendekatan behavioristik terhadap kepribadian memiliki dua asumsi dasar, yaitu:
Perilaku harus
dijelaskan dalam pengaruh kausal lingkungan terhadap diri individu
Pemahaman
terhadap manusia harus dibangun berdasarkan riset ilmiah objektif dikontrol
dengan seksama dalam eksperimen laboratorium
Manusia
dianalogikan atau dianggap sebagai tikus pintar yang mempelajari labirin
kehidupan. Behavioristik memiliki pandangan tentang kehendak bebas yaitu
perilaku yang ditentukan oleh lingkungan.
Tokoh-tokoh
terkenal tentang masalah ini diantaranya adalah:
Ivan Pavlov
Edward Lee
Thorndike
John B. Watson
B.F. Skinner
C. Aliran
Humanistik
Abraham Maslow
(1908-1970) dapat dipandang sebagai Bapak dari psikologi humanistik. Gerakan
ini merasa tidak puas terhadap psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan
memfokuskan penelitiannya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya.
Psikologi
humanistik mulai di Amerika Serikat pada tahun 1950 dan terus berkembang.
Tokoh-tokoh Psikologi Humanistik memandang behavorisme mendehumanisasi manusia.
Psikologi Humanistik mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang
menekankan keunikan manusia. Menurut Psikologi Humanistik manusia adalah
makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya
sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Maslow menjadi
terkenal karena teori motivasinya, yang dituangkan dalam bukunya “Motivation
and Personality”. Dalam buku tersebut diuraikan bahwa pada manusia terdapat
lima macam kebutuhan yang berhirarki, meliputi:
1) Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the
physiological needs)
2) Kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety
needs / the security needs)
3) Kebutuhan rasacinta dan memiliki (the love
and belongingness needs)
4) Kebutuhan akan penghargaan diri (the
self-esteem needs)
5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (the
self-actualization needs)
Menurut Maslow
psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada
masalah-masalah kemanusian. Ada empat ciri psikologi yang berorientasi
humanistik, yaitu:
a) Memusatkan perhatian pada person yang
mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam
mempelajari manusia.
b) Memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang
khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandangan
tentang manusia yang mekanistis dan reduksionis.
c) Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam
memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian
yang akan digunakan.
d) Memberikan perhatian penuh dan meletakkan
nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada
perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu (Misiak dan Sexton,
1988). Selain Maslow sebagai tokoh dalam psikologi humanistik, juga Carl Rogers
(1902-1987) yang terkenal dengan client-centered therapy (Walgito, B 2002 :
80).
D. Gordon
Allport
Kepribadian yang
matang Oleh Gordon Allport:
Saat ini
teori-teori Allport (tentang kepribadian yang sehat) tetap relevan. Berikut
adalah tujuh kriteria dari Allport tentang sifat-sifat khusus kepribadian yang
sehat:
1. Perluasan Perasaan Diri
ketika seseorang
menjadi matang, ia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Tidak cukup
sekadar berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang di luar diri. Lebih dari
itu, ia harus memiliki partisipasi yang langsung dan penuh, yang oleh Allport
disebut "partisipasi otentik". Dalam pandangan Allport, aktivitas
yang dilakukan harus cocok dan penting, atau sungguh berarti bagi orang
tersebut. Jika menurut kita pekerjaan itu penting, mengerjakan pekerjaan itu
sebaik-baiknya akan membuat kita merasa enak, dan berarti kita menjadi
partisipan otentik dalam pekerjaan itu. Hal ini akan memberikan kepuasan bagi
diri kita. Orang yang semakin terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas,
orang, atau ide, ia lebih sehat secara psikologis. Hal ini berlaku bukan hanya
untuk pekerjaan, melainkan juga hubungan dengan keluarga dan teman, kegemaran,
dan keanggotaan dalam politik, agama, dan sebagainya.
2. Relasi Sosial yang Hangat
Allport
membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain, yaitu
kapasitas untuk mengembangkan keintiman dan untuk merasa terharu. Orang yang
sehat secara psikologis mampu mengembangkan relasi intim dengan orangtua, anak,
pasangan, dan sahabat. Ini merupakan hasil dari perasaan perluasan diri dan
perasaan identitas diri yang berkembang dengan baik. Adaperbedaan hubungan
cinta antara orang yang neurotis (tidak matang) dan yang berkepribadian sehat
(matang). Orang-orang neurotis harus menerima cinta lebih banyak daripada yang
mampu diberikannya kepada orang lain. Bila mereka memberikan cinta, itu
diberikan dengan syarat-syarat. Padahal, cinta dari orang yang sehat adalah
tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.
Jenis kehangatan
yang lain, yaitu perasaan terharu, merupakan hasil pemahaman terhadap kondisi
dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang sehat
memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan, penderitaan, ketakutan, dan
kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia.
3. Keamanan Emosional
Kualitas utama
manusia sehat adalah penerimaan diri. Mereka menerima semua segi keberadaan
mereka, termasuk kelemahan-kelemahan, dengan tidak menyerah secara pasif
terhadap kelemahan tersebut. Selain itu, kepribadian yang sehat tidak tertawan
oleh emosi-emosi mereka, dan tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi itu.
Mereka dapat mengendalikan emosi, sehingga tidak mengganggu hubungan
antarpribadi. Pengendaliannya tidak dengan cara ditekan, tetapi diarahkan ke
dalam saluran yang lebih konstruktif. Kualitas lain dari kepribadian sehat
adalah "sabar terhadap kekecewaan". Hal ini menunjukkan bagaimana
seseorang bereaksi terhadap tekanan dan hambatan atas berbagai keinginan atau
kehendak. Mereka mampu memikirkan cara yang berbeda untuk mencapai tujuan yang
sama. Orang-orang yang sehat tidak bebas dari perasaan tak aman dan ketakutan.
Namun, mereka tidak terlalu merasa terancam dan dapat menanggulangi perasaan
tersebut secara lebih baik daripada kaum neurotis.
4. Persepsi Realistis
Orang-orang
sehat memandang dunia secara objektif. Sebaliknya, orang-orang neurotis
kerapkali memahami realitas disesuaikan dengan keinginan, kebutuhan, dan
ketakutan mereka sendiri. Orang sehat tidak meyakini bahwa orang lain atau
situasi yang dihadapi itu jahat atau baik menurut prasangka pribadi. Mereka
memahami realitas sebagaimana adanya.
5. Keterampilan dan Tugas
Allport
menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri di dalam
pekerjaan tersebut. Kita perlu memiliki keterampilan yang relevan dengan
pekerjaan kita, dan lebih dari itu harus menggunakan keterampilan itu secara
ikhlas dan penuh antusiasme. Komitmen pada orang sehat atau matang begitu kuat,
sehingga sanggup menenggelamkan semua pertahanan ego. Dedikasi terhadap
pekerjaan berhubungan dengan rasa tanggung jawab dan kelangsungan hidup yang
positif. Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas
untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis tanpa
melakukan pekerjaan penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan
keterampilan.
6. Pemahaman Diri
Memahami diri
sendiri merupakan suatu tugas yang sulit. Ini memerlukan usaha memahami diri
sendiri sepanjang kehidupan secara objektif. Untuk mencapai pemahaman diri yang
memadai dituntut pemahaman tentang dirinya menurut keadaan sesungguhnya. Jika
gambaran diri yang dipahami semakin dekat dengan keadaan sesungguhnya, individu
tersebut semakin matang. Demikian juga apa yang dipikirkan seseorang tentang
dirinya, bila semakin dekat (sama) dengan yang dipikirkan orang-orang lain
tentang dirinya, berarti ia semakin matang. Orang yang sehat terbuka pada
pendapat orang lain dalam merumuskan gambaran diri yang objektif. Orang yang
memiliki objektivitas teradap diri tak mungkin memproyeksikan kualitas
pribadinya kepada orang lain (seolah orang lain negatif). Ia dapat menilai
orang lain dengan seksama, dan biasanya ia diterima dengan baik oleh orang
lain. Ia juga mampu menertawakan diri sendiri melalui humor yang sehat.
7. Filsafat Hidup
Orang yang sehat
melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. Ia memiliki
perasaan akan tujuan, perasaan akan tugas untuk bekerja sampai tuntas sebagai
batu sendi kehidupannya. Allport menyebut dorongan-dorongan tersebut sebagai
keterarahan (directness). Keterarahan itu membimbing semua segi kehidupan
seseorang menuju suatu atau serangkaian tujuan, serta memberikan alasan untuk
hidup. Kita membutuhkan tarikan yang tetap dari tujuan yang bermakna. Tanpa itu
mungkin kita mengalami masalah kepribadian.
E. Carl Rogers
Teori
Kepribadian Sehat
Pendapat Rogers
: Memahami dan menjelaskan teori kepribadian sehat menurut rogers yang meliputi
1. Perkembangan kepribadian “self”
2. Peranan positive regard dalam pembentukan
kepribadian individu
3. Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhya
A. Perkembangan kepribadian “self”
Inti dari teori-
teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk
mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah- masalah psikisnya
asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan
individu untuk aktualisasi diri. Rogers menerima istilah self dari pengalaman-
pengalaman realita masing- masing individu. Dalam setiap bertambahnya umur
,anak bisa berubah sifat dan perilaku. Dan seorang ibu bisa memperhatikan
perkembangan anak, dari waktu ke waktu dan seorang ibulah yang memelihara dan
mendidiknya dan tidak di serahkan kepada baby sister
B. Peranan positive regard dalam pembentukan
kepribadian individu
Setiap manusia
memiliki kebutuhan basic akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan,
cinta, kasih, dan sayang dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for
positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaituconditional positive regard
(bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat). Pribadi yang
berfungsi sepeuhnya adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak
bersyarat. Mengapa? Karena ini penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai
sebagai seseorang yang berarti tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan.
C. Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya
Menurut pendapat
Rogers
Pertama, orang
yang sehat secara psikologis akan lebih mudah beradaptasi
Karena orang
psikologis bisa melihat dan menilai sifat-sifat seeorang maka dari itu dia
mudah beradaptasi.
Kedua, manusia
–manusia masa depan akan lebih terbuka atas pengalaman-pengalaman mereka,
manusia masa depan akan lebih mendengar dirinya dan memperhatikan perasaan
bahagia, marah,kecewa,ketakutan, dan kelembutan mereka.
Ketiga, dari
manusia masa depan adalah kecenderungan untuk hidup sepenuhnya pada masa
sekarang. Merujuk kecenderungan untuk hidup pada masa sekarang sebagaikehidupan
eksistensial. Manusia masa depan tidak mempunyai kebutuhan untuk menipu diri
mereka sendiri ataupun alasan untuk mencoba membuat orang lain kagum.
Keempat, manusia
masa depan akan tetap percaya terhadap kemampuan diri mereka untuk merasakan
hubungan yang hamonis dengan orang lain.
Kelima, manusia
masa depan akan lebih terintegrasi, lebih utuh, anpa batasan-batasan buatan antara
proses kognitif yang dilakukan secara sadar
ataupun yang tidak.
Keenam, manusia
masa depan mempunyai kepercayaan pada kemanusiaan. Mereka tidak akan menyakiti
orang lain hanya untuk kepentingan pribadi; peduli pada orang lain dan akan
siap membantu apabila diperlukan; akan mengalami kemarahan, tetapi dapat
dipercaya bahwa mereka tidak akan menyerang secara tidak asuk akal melawan
orang lain; serta akan merasa agresi, tetapi akan mengalihkannya kea rah yang
sepatutnya .
Terakhir, karena
manusia masa depan terbuka dengan semua pengalaman, mereka akanlebih menikmati
kekayaan hidup dri pada orang lain. Mereka tidak mendistori stimulus internal
ataupun menahan emosi mereka .
Rogers meberikan
lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya :
a. Keterbukaan pada pengalaman
b. Kehidupan eksistensial
c. Kepercayaan terhadap organism sendiri
d. Perasaan bebas
e. Kreatifitas
F. Abraham
Maslow
Teori
Kepribadian Abraham Maslow:
1) Individu
sebagai Kesatuan Terpadu
Pertama-tama
Maslow menekankan bahwa individu merupakan kesatuan yang terpadu dan
terorganisasi, sehingga motivasi seseorang dalam melakukan sesuatu adalah
motivsi individu seutuhnya bukan bagian darinya. Menurut maslow manusia harus
diselidiki sebagai sesuatu yang totalitas, sebagai suatu system, setiap bagian
tidak dapat dipisahkan dengan bagian yang lain. Pernyataan ini hampir menjadi
aksioma yang diterima oleh semua orang, yang kemudian sering dilupakan dan
diabaikan tatkala seseorang melakukan penelitian. Penting sekali untuk selalu
disadarkan kembali hal ini sebelum seseorang melakukan eksperimen atau menyusun
suatu teori motivasi yang sehat.
2) Hirarki
Kebutuhan
Maslow
mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia
menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”. Kebutuhan ini mempunyai tingkat
yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi,
orang tidak lagi mendapat motivasi dari kebutuhan tersebut.. Maslow membuat
tingkatan kebutuhan manusia menjadi lima karakteristik. sebagai berikut:
a. Kebutuhan
fisiologis
Kebutuhan
fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan
hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal,
seks, tidur, istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan,
harga diri, dan cinta, pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi
orang yang berada dalam keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat
lain kecuali makanan. Tidak diragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologis ini
adalah kebutuhan yang paling kuat dan mendesak. Ini berarti bahwa pada diri
manusia yang sangat merasa kekurangan segala-galanya dalam kehidupannya, besar
sekali kemungkinan bahwa motivasi yang paling besar ialah kebutuhan fisiologis
dan bukan yang lain-lainnya. Dengan kata lain, seorang individu yang melarat
kehidupannya, mungkin sekali akan selalu termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan
ini
b. Kebutuhan
akan rasa aman
Setelah
kebutuhan dasariah terpuaskan, muncullah apa yang digambarkan Maslow sebagai
kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam
kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut,
cemas dan kekalutan, kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas,
dan sebagainya. Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak. Biasanya
seorang anak membutuhkan suatu dunia atau lingkungan yang dapat diramalkan.
Seorang anak menyukai konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu.
Jika hal-hal itu tidak ditemukan maka ia akan menjadi cemas dan merasa tidak
aman. Orang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan
stabilitas serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing
dan tidak diharapkan. Untuk pribadi yang sehat, kebutuhan rasa aman tidak
berlebih-lebihan atau selalu mendesak. Kebanyakan diantara kita ini tidak
menyerah atau sama sekali tunduk kepada kebutuhan-kebutuhan rasa aman, tetapi
dalam pada itu juga kita merasa tidak puas kalau jaminan dan stabilitas sama
sekali tidak ada.
c. Kebutuhan
sosial
Setelah
terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka kebutuhan sosial yang mencakup
kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling percaya, cinta, dan kasih sayang
akan menjadi motivator penting bagi perilaku. Pada tingkat kebutuhan ini,belum
pernah sebelumnya, orang akan sangat merasakan tiadanya seorang sahabat,
kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan
penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat
(peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk
mencapai dan mempertahankannya. Orang di posisi kebutuhan ini bahkan mungkin
telah lupa bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan akan makanan, ia pernah
meremehkan cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak perlu, dan tidak penting.
Sekarang ia akan sangat merasakan perihnya rasa kesepian itu, pengucilan
sosial, penolakan, tiadanya keramahan, dan keadaan yang tak menentu. Maslow
percaya bahwa makin lama makin sulit memuaskan kebutuhan akan memiliki dan
cinta kerena mobilitas kita.begitu sering kita berganti rumah, tetangga, kota,
bahkan pathner, sehingga kita tidak dapat berakar. Kita tidak cukup lama berada
disuatu tempat untuk mengembangkan perasaan yang memiliki. Banyak orang dewasa
merasakan kesepian dan terisolasi, meskipum mereka hidup ditengah-tengah orang
banyak.
d. Kebutuhan
akan penghargaan
Maslow
membedakan kebutuhan ini menjadi kebutuhan akan penghargaan secara internal dan
eksternal. Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri,
kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi,
ketidaktergantungan, dan kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal)
menyangkut penghargaan dari orang lain, prestise, pengakuan, penerimaan,
ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama baik. Orang yang
memiliki cukup harga diri akan lebih percaya diri. Dengan demikian ia akan
lebih berpotensi dan produktif. Sebaliknya harga diri yang kurang akan
menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak berdaya, bahkan rasa putus asa serta
perilaku yang neurotik. Kebebasan atau kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini
adalah kebutuhan akan rasa ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat perwujudan
diri. Kebutuhan ini tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng atau
sejumlah uang karena kebutuhan akan hal-hal itu telah terpuaskan.
e. Kebutuhan
akan aktualisasi diri
Menurut Maslow,
setiap orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk
tumbuh berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut oleh Maslow sebagai
aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk
makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan
yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah
kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara memadai. Kebutuhan
akan aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting dalam teori motivasi
Maslow. Dewasa ini bahkan sejumlah pemikir menjadikan kebutuhan ini sebagai
titik tolak prioritas untuk membina manusia berkepribadian unggul. Belakangan
ini muncul gagasan tentang perlunya jembatan antara kemampuan majanerial secara
ekonomis dengan kedalaman spiritual.
Manajer yang
diharapkan adalah pemimpin yang handal tanpa melupakan sisi kerohanian. Dalam
konteks ini, piramida kebutuhan Maslow yang berangkat dari titik tolak
kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri diputarbalikkan. Dengan demikian
perilaku organisme yang diharapkan bukanlah perilaku yang rakus dan
terus-menerus mengejar pemuasan kebutuhan, melainkan perilaku yang lebih suka
memahami daripada dipahami, memberi daripada menerima.
Konsep yang
mendasar bagi teori maslow adalah manusia di motivasikan oleh sejumlah kebutuhan
dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah dan berasal dari
sumber genetis atau naluriah. Kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak semata-mata
bersifat fisiologis tetapi juga psikologis.
Kebutuhan-kebutuhan
itu merupakan inti dari kodrat manusia, hanya saja manusia lemah dan mudah
diselewengkan dan dikuasai oleh proses belajar, kebiasaan atau tradisi yang
keliru. Kebutuhan-kebutuhan itu adalah aspek instrinsik kodrat manusia yang
tidak akan mati karena kebudayaan. Suatu kebutuhan dapat dikatakan sebagai
kebutuhan dasar jika memenuhi syarat sebagai berikut :
1.
ketidak-hadirannya menimbulkan penyakit
2. kehadirannya
mencegah timbulnya penyakit
3. pemulihannya
menyembuhkan penyakit
4. dalam situasi
tertentu yang sangat komplek dan dimana orang bebas memilih, orang yang sedang
berkekurangan ternyata mengutamakan kebutuhan itu dibandingkan jenis-jenis
kepuasan lainnya.
5. Kebutuhan itu
tidak aktif, lemah atau secara fungsional tidak terdapat pada orang yang sehat.
Suatu catatan
yang diberikan oleh Maslow bahwa meskipun kebutuhan manusia bertingkat-tingkat,
namun jangan terlalu kaku menanggapinya, mungkin saja orang yang belum
terpenuhi kebutuhan makanannya juga menginginkan rasa aman, atau orang yang
belum sempurna rasa amannya juga menginginkan kasih sayang atau orang pada
tingkat rendah mungkin akan terpuaskan hanya dengan makanan saja dan
seterusnya.
Kepribadian
sehat menurut Maslow:
Maslow
berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia
telah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara penuh (self actualizing
person). Dia mengemukakan teori motivasi bagi self actualizinga-needs person,
dengan nama metamotivation, meta-needs B-motivation, atau being values
(kebutuhan untuk berkembang). Sementara motivasi bagi orang yang tidak mampu
mengaktualisasikan dirinya dinamai D-motivation atau deficiency. Di bawah ini
ciri-ciri dari metaneeds dan metapologi
· Metanees : Sikap percaya, bijak dan baik,
indah (estetis), kesatuan (menyeluruh), energik dan optimis, pasti, lengkap,
adil dan altruis, berani, sederhana (simple)
· Metapologis : Tidak percaya, sinis dan
skeptic, benci dan memuakkan, vulgar dan mati rasa, disintegrasi, kehilangan
semangat hidup, pasif dan pesimis, kacau dan tidak dapat diprediksi, tidak
lengkap dan tidak tuntas, suka marah-marah, tidak adil dan egois, rasa tidak
aman dan memerlukan bantuan, sangat komplek dan membingungkan
Mengenai
self-actualizing person,atau orang yang sehat mentalnya, Maslow
mengemukakanciri-cirinya sebagai berikut:
1) Mempersepsi
kehidupan atau dunianya sebagaimana apa adanya, dan merasa nyaman dalam
menjalaninya
2) Menerima
dirinya sendiri, orang laindan lingkungannya.
3) Bersikap
spontan, sederhana, alami, bersikap jujr, tidak dibuat-buat dan terbuka.
4) Mempunyai
komitmen atau dedikasi untuk memecahkan masalah di luar dirinya (yang dialami
orang lain).
5) Bersikap
mandiri atau independen.
6) Memiliki apresiasi
yang segar terhadap lingkungan di sekitarnya
7) Mencapai
puncak pengalaman, yaitu suatu keadaan dimana seseorang mengalami kegembiraan
yang luar biasa. Pengalaman ini cenderung lebih bersifat mistik atau keagamaan
8) Memiliki
minat social, simpati, empati dan altruis
9) Sangat senang
menjalin hubungan interpersonal (persahabatan atau persaudaraan) dengan orang
lain
10) Bersikap
demokratis (toleran, tidak rasialis, dan terbuka)
11) Kreatif
(fleksibel, spontan, terbuka dan tidak takut salah).
Pandangan maslow
tentang hakikat manusia yaitu manusia bersifat optimistik, bebas berkehendak,
sadar dalam memilih, unik, dapat mengatasi pengalaman masa kecil, dan baik.
Menurut dia kepribadian itu dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan. Dalam
kaitannya dengan peran lingkungan, khususnya di sekolah dalam mengembangkan
self-actualization, Maslow mengemukakan beberapa upaya yang sebaiknya membantu
siswa menemukan identitasnya (jati dirinya) sendiri. Diantaranya:
1) Membantu
siswa untuk mengeksplorasi pekerjaan
2) Membantu
siswa untuk memehami keterbatasan (nasib) dirinya
3) Membantu
siswa untuk memperoleh pemahaman tentang nilai nilai
4) Membantu
siswa agar memahami bahwa hidup ini berharga
5) Mendorng
siswa agar mencapai pengalaman puncak dalam kehidupannya
6) Memfasilitasi
siswa agar dapat memuaskan kebutuhan dasarnya (rasa aman, rasa berharga, dan
rasa diakui).
G. Erich Fromm
Erich Fromm yang
pernah menuliskan “kita adalah orang-orang yang harus menjadi sesuai dengan
keperluan-keperluan masyarakat dimana kita hidup”. Karena kekuatan-kekuatan
sosial dan kultur begitu penting, fromm percaya bahwa perlu menganalisis
struktur masyarakat. Jadi kodrat masyarakat adalah kunci untuk memahami dan
mengubah kepribadian manusia. Apakah suatu kepribadian itu sehat atau tidak
sehat tergantung pada kebudayaan yang membantu atau mengambat pertumbuhan dan
perkembangan manusia yang positif.
Fromm memberikan
suatu gambaran yang jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang demikian
mencintai sepenuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat
berkembang, mengamati dunia dan diri secara objektif, memiliki suatu perasaan
identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar didunia, subjek atau pelaku
dari diri dan nasib, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang. Akan tetapi ada
salah satu pengertian dimana kepribadian sehat dan produktif benar-benar
menghasilkan sesuatu dan merupakan hasil yang sangat penting dari individu,
yakni diri. Orang-orang sehat menciptakan diri mereka dengan melahirkan semua
potensi mereka, dengan menjadi semua menurut kesanggupan mereka dan memenuhi
semua kapasitas mereka.
- Pengertian dasar dari teori fromm
Fromm adalah
seorang teoretikus kepribadian yang handal, beliau sangat dipengaruhi oleh
tulisan-tulisan Karl Marx. Tulisan-tulisan fromm dipengaruhi oleh
pengetahuannya yang luas tentang sejarah, sosiologi, kesusasteraan dan
filsafat. Tema dasar dari semua tulisan Fromm adalah orang yang merasa
kesendirian dan terisolasi karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang lain.
Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang hal itu adalah
situasi khas manusia. Anak, misalnya, bebas dari ikatan-ikatan primer dengan
orang tuanya, tetapi dengan akibat bahwa ia merasa terisolasi dan tak berdaya.
Dalam teorinya
tentang irasionalitas manusia, fromm mengembangkan dan memperhalus teorinya
sendiri tentang kepribadian dalam suatu seri buku-buku yang sangat populer pada
saat itu. Sistemnya menggambarkan kepribadian sebagai suatu yang ditentukan
oleh kekuatan-kekuatan sosial yang mempengaruhi individu dalam masa kanak-kanak
dan juga oleh kekuatan-kekuatan historis yang telah mempengaruhi perkembangan
spesies manusia.
Fromm menulis
“kita adalah orang-orang yang harus menjadi sesuai dengan keperluan-keperluan
masyarakat di mana kita hidup ”. karena kekuatan sosial dan kultural begitu
penting, from percaya bahwa perlu menganalisis struktur masyarakat (masa lampau
dan sekarang) dikarenakan memahami struktur anggota-anggota individu dalam
masyarakat itu. Jadi, kodrat masyarakat adalah kunci untuk memahami dan
mengubah kepribadian manusia. Sebagaimana halnya kebudayaan, maka sama halnya
dengan individu. Apakah suatu kepribadian itu sehat atau tidak sehat tergantung
pada kebudayaan yang membantu atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan
manusia yang positif.
Fromm melihat
kepribadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan. Karena itu dia percaya bahwa
kesehatan jiwa harus didefinisikan menurut bagaimana baiknya masyarakat
menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan
menurut bagaimana baiknya individu-individu menyesuaikan diri dengan
masyarakat. Kerena itu kesehatan psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha
individu jika dibandingkan dengan usaha masyarakat. Faktor kuncinya ialah
bagaimana suatu masyarakat memuaskan secukupnya kebutuhan-kebutuhan manusia.
Suatu masyarakat
tidak sehat atau sakit menciptakan permusuhan, kecurigaan, ketidakpercayaan
dalam anggota-anggotanya, dan menghalangi pertumbuhan yang terjadi dalam setiap
individu. Suatu masyarakat membiarkan anggota-anggotanya mengembangkan cinta
satu sama lainnya, menjadi produktif dan kreatif, mempertajam dan memperhalus
tenaga pikiran dan objektifitasnya dan mempermudah timbulnya individu-individu
yang berfungsi sepenuhnya.
Fromm percaya
bahwa kita semua memiliki suatu perjuangan yang melekat pada diri kita untuk
kesehatan dan kesejahteraan emosional, suatu kecenderungan bawaan untuk
kehidupan yang produktif, untuk keharmonisan dalam cinta. Dengan adanya
kesempatan, kecenderungan yang diwariskan ini akan berkembang, yang memberikan
individu berkembang untuk menggunakan sepenuhnya potensi yang ada.
Menurut fromm, kita
adalah makhluk yang unik dan penyendiri. Sebagai akibat dari evolusi hewan yang
sederhana, kita tidak bersatu dengan alam; kita telah mengatasi alam. Tidak
seperti tingkah laku binatang, tingkah laku kita tidak terkait pada
mekanisme-mekanisme instinktif. Akan tetapi perbedaaan yang sangat penting
antara manusia dengan binatang adalah terletak pada kemampuan kita akan
kesadaran diri, pikiran, dan khayal.
- Kepribadian yang sehat menurut Fromm
Fromm memberikan
suatu gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang demikian
mencintai seutuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran yang sangat
berkembang, mengamati dunia dan diri secara obejektif, memiliki suatu perasaan
identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar di dunia, subjek atau
pelaku dari diri dan takdir, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
Fromm
menyebutkan kepribadian yang sehat: orientasi produktif , yakni suatu konsep yang serupa dengan
kepribadian yang matang dari Allport, dan orang yang mengaktualisasikan diri
dari Maslow. Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau
realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi” , Fromm
menunjukan kata itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang
meliputi semua segi kehidupan, respons-respons intelektual, emosional, dan
sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa di dunia
dan juga terhadap diri sendiri.
Empat segi
tambahan dalam kepribadian yang sehat dapat membantu menjelaskan apa yang
dimaksudkan Fromm dengan orientasi produktif. Keempat segi tambahan itu adalah
cinta yang produktif, pikiran yang produktif, kebahagian dan suara hati.
a. Cinta yang produktif adalah suatu
hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana rekan-rekan dapat
mempertahankan individualitas mereka. Tercapainya cinta yang produktif
merupakan salah satu dalam prestasi-prestasi kehidupan yang lebih sulit. Kita
tidak “jatuh” dalam cinta; kita harus berusaha sekuat tenaga karena cinta yang
produktif menyangkut empat sifat yang menantang – perhatian, tanggung jawab,
respek, dan pengetahuan.
b. Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas.
Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek
pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
c. Kebahagian adalah suatu bagian integral
dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif; kebahagian itu
menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm menuliskan bahwa suatu perasaan
kebahagian merupakan bukti bagaimana berhasilnya seseorang “dalam seni
kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi kehidupan yang paling luhur.
d. Suara hati memiliki dua tipe, yakni suara
hati otoriter dan suara hati humanistik. Suara hati otoriter adalah penguasa
yang berasal dari luar yang di internalisasikan, yang memimpin tingkah laku
orang itu. Sedangkan suara hati humanistis ialah suara dari dalam diri dan
bukan juga dari suatu perantara dari luar diri. Pendoman kepribadian sehat
untuk tingkah laku bersifat internak dan individual. Orang bertingkah laku
sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan menyikapi seluruh
kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan seluruh persetujuan
dan kebahagian dari dalam. Kesehatan jiwa dalam pandangan Fromm di tetapkan
oleh masyarakat, karena kodrat struktur sosial membantu atau menghalangi
kesehatan psikologis. Apabila masyarakat-masyarakat yang sakit, maka
satu-satunya cara untuk mencapai orientasi produktif ialah dengan hidup dalam
suatu masyarakat yang waras dan sehat, yaitu masyarakat yang memajukan
produktivitas.
- Ciri-ciri kepribadian yang sehat
Fromm
mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan.
1. Hubungan
manusia
menyadari hilangnya ikatan utama dengan
alam dan dengan satu sama lainnya. Kita mengetahui bahwa kita masing-masing
terpisah sendirian dan tak berdaya. Sebagai akibatnya, kita harus mencari
ikatan-ikatan baru dengan orang-orang lain; kita harus menemukan suatu perasaan
hubungan dengan mereka untuk menggantikan ikatan-ikatan yang hilang dengan
alam. Fromm percaya bahwa pemuasaan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu
dengan orang lain ini sangat penting untuk kesehatan psikologis. Tingkah laku
yang irasional, bahkan penyakit jiwa, merupakan akibat yang tidak dapat
dielakan karena kegagalan dalam memuaskan kebutuhan ini. Dalam sistem fromm,
orang-orang yang tidak dapat mengamati dunia secara objektif, yang dapat
mengamatinya hanya menurut proses-proses batin, telah mengundurkan diri kedalam
diri mereka dan kehilangan seluruh kontak dengan kenyataan. Inilah definisi
tradisional tentang penyakit jiwa.
2. Trasendensi
trasendensi berhubungan erat dengan
kebutuhan akan hubungan seperti kebutuhan manusia untuk mengatasi atau melebihi
peranan-peranan pasif sebagai ciptaan. Karena menyadari kodrat kelahiran dan
kematian aksidental dan watak eksistensi yang serampangan, manusia didorong
untuk melebihi keadaan tercipta menjadi pencipta, pembentuk yang aktif dari
kehidupannya sendiri. Fromm percaya bahwa dalam perbuatan menciptakan
(anak-anak, ide-ide, kesenian atau barang material) manusia mengatasi kodrat
eksistensi yang pasif dan aksidental, dengan demikian mencapai suatu perasaan
akan maksud dan kebebasan.
3. Berakar
hakikat dari
kondisi manusia seperti kesepian dan tidak berartihal ini timbul dari pemutusan
ikatan-ikatan utama dengan alam. Tanpa akar-akar ini orang tak akan berdaya,
jelas merupakan kondisi yang amat berat. Cara yang ideal ialah membangun suatu
perasaan persaudaraan denag sesama umat manusia, suatu perasaan keterlibatan,
cinta, perhatian, dan partisipasi dalam masyarakat. Perasaan solidaritas denagn
orang-orang lain ini memuaskan kebutuhan akan berakar, untuk yang
mengkoneksikan dan berhubungan dengan dunia luar.
4. Perasaan identitas
manusia juga
membutuhkan suatu perasaan identitas sebagai individu yang unik, suatu
identitas menempatkannya terpisah dari orang-orang lain dalam hal perasaanya
tentang dia, siapa dan apa.
Cara yang sehat
untuk memenuhi kebutuhan ini ialah individualitas, proses seseorang menciptakan
suatu perasaan tertentu tentang identitas diri. Orang-orang yang mengalami
individualitas yang berkembang baik mengalami diri mereka seperti lebih
mengontrol kehidupan mereka sendiri, dan kehidupan mereka tidak dibentuk oleh
orang-orang lain.
5. Kerangka orientasi
bersambung
dengan pencarian suatu perasaan diri yang unik ialah suatu pencarian frame of
reference atau konteks dengan mana seseorang menginterprestasikan semua gejala
dunia. Setiap individu harus merumuskan suatu gambaran konsisten tentang dunia
yang memberikan kesempatanuntuk memahami semua peristiwa dan pengalaman.
Dasar yang ideal
untuk kerangka orientasi adalah pikiran, yakni sarana yang digunakan seseorang
untuk mengembangkan suatu gambaran realitas dan objektif tentang dunia.
Terkandung dalam hal ini ialah kapasitas untuk melihat dunia secara objektif,
untuk menggambarkan dunia denagn tepat dan tidak mengubahnya dengan lensa-lensa
subjetif dari kebutuhan-kebutuhan dan ketakutan-ketakutan didalam diri.
Dari uraian
sederhana diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian sehat adalah milik dari
setiap individu, pada dasarnya manusia dilahirkan dalam kondisi yang bahagia
didalam keadaan menyakitkan sekalipun. Pribadi yang sehat terdapat di setiap
insan manusia yang mau menerima kekurangan dan kelebihan dengan penuh bahagia
serta menyadari arti kehidupan dengan penuh kebijaksanaan. Maka dari itulah
kepribadian yang sehat itu muncul.
Sumber :
Comments
Post a Comment