PSIKOTERAPI: Pengertian, Tujuan, Perbedaan Konseling dengan Psikoterapi, Pendekatan Psikoterapi Terhadap Mental Illness Menurut J.P Chaplin, Bentuk Utama dari Terapi Supportive, Reeducative dan Reconstructive
Nama : Astrid Dwi Kurnia
NPM : 11513464
Kelas : 3PA16
Tugas : 1
1. PENGERTIAN PSIKOTERAPI
NPM : 11513464
Kelas : 3PA16
Tugas : 1
1. PENGERTIAN PSIKOTERAPI
Dilihat secara
etimologis psikoterapi mempunyai arti sederhana, yakni “psyche” yang artinya
jelas yaitu “mind” atau sederhananya: jiwa dan “therapy” mengasuh, sehingga
psikoterapi dalam arti sempitnya adalah “perawatan terhadap aspek kejiwaan”
seseorang.
Pengertian psikoterapi
menurut beberapa tokoh:
- Watson
& Morse (1977) Bentuk khusus dari interaksi antara dua orang, pasien
dan terapis, pada mana pasien memulai interaksi karena ia mencari bantuan
psikologik dan terapis menyusun interaksi dengan mempergunakan dasar
psikologik untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan mengendalikan diri
dalam kehidupannya dengan mengubah pikiran, perasaan dan tindakannya,
- Corsini
(1989) Psikoterapi adalah proses formal dari interaksi antara dua pihak,
setiap pihak biasanya terdiri dari satu oran, tetapi ada kemungkinan
terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap pihak, dengan tujuan memperbaiki
keadaan yyang tidak menyenangkan (distress) pada salah satu dari kedua
pihak karena ketidakmampuan atau malafungsi pada salah satu dari
bidang-bidang berikut: fungsi kognitif (kelainan pada fungsi berfikir),
fungsi afektif (penderitaan atau kehidupan emosi yang tidak menyenangkan)
atau fungsi perilaku (ketidaktepatan perilaku); dengan terapis yang
memiliki teori tentang asal-usul kepribadian, perkembangan, mempertahankan
dan mengubah bersama-sama dengan beberapa metode perawatan yang mempunyai
dasar teori dan profesinya diakui resmi untuk bertindak sebagai terapis.
- Ivey
& Simek-Downing (1980) Psikoterapi adalah proses jangka panjang,
berhubungan dengan upaya merekonstruksi seseorang dan perubahan yang lebih
besar pada struktur kepribadian.
Menurut pendapat
beberapa para ahli diatas, dapat disimpulkan pengertian psikoterapi adalah
proses perawatan atau penyembuhan penyakit kejiwaan melalui teknik dan metode
psikologi, dimana adanya interaksi antara dua orang yang disebut terapis dan
pasien.
Jadi, menurut saya
psikoterapi itu adalah suatu terapi yang dilakukan oleh seorang dengan metode
psikologi yang dilakukan untuk menyembuhkan klien atau pasien yang khususnya mempunyai
penyakit kejiwaan dengan melalui sebuah proses.
2. TUJUAN PSIKOTERAPI
Berikut ini akan
diuraikan mengenai tujuan dari psikoterapi secara khusus dari beberapa metode
dan teknik psikoterapi yang banyak peminatnya, dari dua oran tokoh yakni Ivey,
et al (1987) dan Corey (1991):
a)
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan
psikodinamik, menurut Ivey, et al (1987): membuat sesuatu yang tidak sadar
menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap
kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari
konflik-konflik yang lama.
b)
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan
psikoanalisi, menurut Corey (1991): membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi
sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali
pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang
ditekan melalui pemahaman intelektual.
c)
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan
Rogerian, terpusat pada pribadi, menurut Ivey, et al (1987): untuk memberikan
jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara
wajar dan menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan
mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhannya yang
unik.
d)
Tujuan psikoterapi pada pendekatan
terpusat pada pribadi, menurut Corey (1991): untuk memberikan suasana aman,
bebas, agar klien mengeksplorasi diri dengan enak, sehingga ia bisa mengenai
hal-hal yang mencegah pertumbuhannya dan bisa mengalami aspek-aspek pada
dirinya yang sebelumnya ditolak atau terhambat.
e)
Tujuan psikoterapi dengan pendekatan
behavioristik, menurut Ivey, et al (1987): untuk menghilangkan kesalahan dalam
belajar dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bisa
menyesuaikan.
f)
Sehubung dengan terapi behavioristik
ini, Ivey, et al (1987) menjelaskan mengenai tujuan pada terapi
kognitif-behavioristik, yakni: menghilangkan cara berfikir yang menyalahkan
diri sendiri, mengembangkan cara memandang lebih rasional dan toleran terhadap
diri sendiri dan orang lain.
g)
Corey (1991) merumuskan mengenai
kognitif-behavioristik dan sekaligus rasional-emotif terapi dengan:
menghilangkan cara memandang dalam kehidupan pasien yang menyalahkan diri
sendiri dan membantunya memperoleh pandangan dalam hidup secara rasional dan
toleran.
h)
Tujuan psikoterapi dengan metode dan
teknik Gestalt, dirumuskan oleh Ivey, et al (1987): agar seseorang menyadari
mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang.
i)
Corey (1991) merumuskan tujuan terapi
Gestalt: membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari
pengalamannya. Untuk merangsang menerima tanggung jawab dari dorongan yang ada
di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap
dorongan-dorongan dari dunia luar.
Dapat disimpulkan bahwa
beberapa tujuan psikoterapi antara lain :
a)
Perawatan akut (intervensi krisis dan
stabilisasi)
b)
Rehabilitasi (memperbaiki gangguan
perilaku berat)
c)
Pemeliharaan (pencegahan keadaan
memburuk dijangka panjang)
d)
Restrukturisasi (meningkatkan perubahan
yang terus menerus kepada pasien).
UNSUR-UNSUR PSIKOTERAPI
Masserman (Karasu 1984)
telah melaporkan tujuh “parameter pengaruh” dasar yang mencakup unsur-unsur
lazim pada semua jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk :
a)
Peran sosial (martabat) psikoterapis,
b)
Hubungan (persekutuan terapeutik),
c)
Hak,
d)
Retrospeksi,
e)
Re-edukasi,
f)
Rehabilitasi,
g)
Resosialisasi dan rekapitulasi.
Unsur – unsur
psikoterapeutik dapat dipilih untuk masing-masing pasien dan dimodifikasi
dengan berlanjutnya terapi. Ciri-ciri ini dapat diubah dengan berubahnya tujuan
terapeutik, keadaan mental dan kebutuuhan pasien.
3. PERBEDAAN KONSELING
DENGAN PSIKOTERAPI
A. Pengertian Konseling
Konseling adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut
konselor/pembimbing) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut
konsele) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah
ini pertama kali digunakan oleh Frank Parsons pada tahun 1908 saat ia melakukan
konseling karier. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang kemudian
mengembangkan pendekatan terapi yang berpusat pada klien (client centered).
Konseling menurut :
- Richard
Nelson-Jones merupakan proses psikologi yang tidak ada bedanya dengan
aktifitas psikoterapi. Dalam hal ini Richard mencoba menjelaskan bahwa
tidak ada bukti yang menjelaskan perbedaan antara aktivitas konseling
dengan proses psikoterapi (dalam buku : The Theory and Practice of
Counseling Pychology)
- Menurut
Galdding, konseling berlangsung dalam jangka waktu yang relative
singkat,bersifat antar pribadi, sesuai dengan teori-teori yang ada,
dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya serta sesuai dengan etika dan
aturan-aturan yang ada yang berpusat pada pemberian bantuan kepada
orang-orang yang pada dasarnya mengalami gangguan psikologis agar
orang-orang yang menyimpang dan mengalami masalah situsional dapat kembali
normal.
B. Psikoterapi
Psikoterapi adalah
usaha penyembuhan untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan
perilaku. Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu
"Psyche" yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan
"Therapy" yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh
karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi
mental, atau terapi pikiran.
Psikoterapi adalah
proses difokuskan untuk membantu Anda menyembuhkan dan konstruktif belajar
lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam
kehidupan Anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan
melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru
atau akan mengalami perceraian (hariyanto, 2010).
C. Perbadaan antara
konseling dan psikoterapi
Corsini (1989)
konseling dan psikoterapi bukan berbeda secara kualitatif tetapi perbedaannya
pada tingkat kuantitatif
Sedangkan perbedaan
konseling dan psikoterapi, dikutip uraian dari Brammer & Shostrom (1977)
dan Thompson & Rudolph (1983) di bawah ini :
Brammer & Shostrom
(1977) mengemukakan bahwa :
1. Konseling ditandai
oleh adanya terminology seperti : “educational, vocational, supportive,
situational, problem solving, conscious awerness, normal, present-time dan
short-term.
2. Sedangkan psikoterapi ditandai oleh
“supportive (dalam keadaan krisis), reconstructive, depthemphasis, analytical,
focus on the past, neurotics and other severe emotional problems and
long-tern”.
Konseling dan
psikoterapi merupakan intervensi yang dilakukan oleh orang ahli untuk orang
yang datang padanya. Keduanya merupakan interaksi antara seorang
profesional dengan orang yang minta
bantuan profesinya, baik konseling maupun psikoterapi merupakan proses
persuasi.
Corey (1988)
mendefinisikan perbedaan konseling dan konselor sebagai berikut :
ψ
Konseling
- peningkatan kesadaran dan kemungkinan
memilih
- berjangka pendek
- difokuskan pada masalah
- membantu individu untuk menyingkirkan
hal-hal yang menghambat
pertumbuhannya
- individu dibantu untuk menemukan
sumber-sumber pribadi agar bisa hidup lebih efektif
ψ Psikoterapi
- Difokuskan pada proses-proses tak sadar
- Berurusan dengan pengubahan struktur
kepribadian
- Mengarah pada pemahaman diri yang
intensif tentang dinamika-dinamika yang bertanggung jawab atas terjadinya
krisis-krisis kehidupan ketimbang hanya berurusan dengan usaha mengatasi krisis
kehidupan tertentu.
Perbedaan konseling dan
psikoterapi didefinisikan oleh Pallone (1977) dan Patterson (1973) yang dikutip
oleh Thompson dan Rudolph (1983), sebagai berikut:
4. Menurut J.P. Chaplin
pendekatan psikoterapi terhadap mental illness
yaitu :
a) Biological
Meliputi keadaan mental
organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John
Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang
berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya
insulin.
b) Psychological
Meliputi suatu peristiwa
pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic,
kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan
respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga
meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan
lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
c) Philosophic
Kepercayaan terhadap
martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan
nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni
menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah
keharusan atau pemaksaan.
5. BENTUK UTAMA DARI TERAPI
SUPPORTIVE, REEDUCATIVE, RECONSTRUCTIVE
- Terapi
supportive
Suatu terapi yang tidak
merawat atau memperbaiki kondisi yang mendasarinya, melainkan meningkatkan
kenyamanan pasien.
Ψ Penyembuhan Supportif
(Supportive Therapy)
Merupakan
perawatan dalam psikoterapi yang mempunyai tujuan untuk :
1)
Memperkuat benteng pertahanan (harga
diri atau kepribadian)
2)
Memperluas mekanisme pengarahan dan
pengendalian emosi atau kepribadian
3)
Pengembalian pada penyesuaian diri yang
seimbang.
Penyembuhan supportif
ini dapat menggunakan beberapa metode dan
teknik pendekatan, diantaranya :
1)
Bimbingan (Guidance)
2)
Mengubah lingkungan (Environmental
Manipulation)
3)
Pengutaraan dan penyaluran arah minat
4)
Tekanan dan pemaksaan
5)
Penebalan perasaan (Desensitization)
6)
Penyaluran emosional
7)
Sugesti
8)
Penyembuhan inspirasi berkelompok (Inspirational
Group Therapy)
- Terapi
Reedukatif
Ψ Penyembuhan Reedukatif
(Reeducative Therapy)
Suatu metode
penyembuhan yang mempunyai bertujuan untuk mengusahakan penyesuaian kembali,
perubahan atau modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan kembali
potensi. Adapun metode yang dapat digunakan antara lain :
1)
Penyembuhan sikap (attitude therapy)
2)
Wawancara (interview psychtherapy)
3)
Penyembuhan terarah (directive therapy)
4)
Psikodrama
- Terapi
Rekonstruktif
Ψ Penyembuhan Rekonstruktif
(Reconstructive Therapy)
Penyembuhan
rekonstruktif mempunyai tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik
yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan untuk
perluasan pertunbuhan kepribadian dengan mengembangkan potensi. Metode dan
teknik pendekatannya antara lain :
1)
Psikoanalisis
2)
Pendekatan transaksional (transactional
therapy)
3)
Penyembuhan analitik berkelompok
Sumber:
Gunarsa, Singgih D.
1996. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Comments
Post a Comment