Tugas ke : 2
Nama : ASTRID DWI KURNIA
Kelas : 2PA16
NPM : 11513464
1. PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN
A. Penyesuaian Diri
Pengertian penyesuaian
diri adalah proses yang diharapi oleh individu dalam mengenal lingkungan yang
baru. Menurut Schneiders (1964), pengertian penyesuaian diri dapat ditiinjau
dari tiga sudut pandang, yaitu:
- Penyesuaian
sebagai adaptasi
- Penyesuaian
diri sebagai bentuk konformitas
- Penyesuaian
diri sebagai usaha penguasaan
Berdasarkan uraian
diatas, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah proses dinamik dalam
interaksi individu dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan yang mencakup
respon-respon mental dan perilaku untuk menghadapi kebutuhan-kebutuhan
internal, ketegangan, frustasi, konflik dan mencapai keselarasan antara
tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari luar diri individu.
Penyesuaian
diri memiliki karakteritistik yang dapat diamati. Karakteristik penyesuaian
diri dapat dibedakan menjadi penyesuaian diri positif (normal) dan penyesuaian
diri negatif (abnormal).
Penyesuaian diri yang
positif
Individu yang mampu
melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal- hal sebagai berikut
(Sunarto & Hartono, 2006) :
- Tidak
menunjukkan adanya ketegangan emosional
- Tidak
menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis
- Tidak
menunjukkan adanya frustasi pribadi
- Memiliki
pertimbangan rasional dan pengarahan diri
- Mampu
dalam belajar
- Menghargai
pengalaman
- Bersikap
realistik dan objektif.
Individu akan melakukan
penyesuaian diri secara positif dalam berbagai bentuk, antara lain (Sunarto
& Hartono, 2006):
a)
Penyesuaian dengan menghadapi masalah
secara langsung, yaitu secara langsung menghadapi masalah dengan segala
akibatnya dan melakukan segala tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi
individu.
b)
Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi
(penjelajahan), yaitu mencari berbagai bahan pengalaman untuk dapat menghadapi
dan memecahkan masalah individu.
c)
Penyesuaian dengan trial and error
(coba-coba), yaitu melakukan tindakan coba-coba, dalam arti kalau menguntungkan
diteruskan dan kalau gagal tidak diteruskan.
d)
Penyesuaian dengan menggali kemampuan
diri, yaitu individu menggali kemampuan-kemampuan khusus dalam diri, dan
kemudian dikembangkan sehingga dapat membantu penyesuaian diri.
e)
Penyesuaian dengan belajar, yaitu
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari belajar untuk
membantu penyesuaian diri.
Penyesuaian diri yang
negatif
Kegagalan
dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, dapat mengakibatkan individu
melakukan penyesuaian yang salah, yang ditandai dengan berbagai bentuk tingkah laku
yang serba salah, tidak terarah, emosional, sikap yang tidak realistik,
agresif, dan sebagainya. Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah,
yaitu (Sunarto & Hartono, 2006):
a)
Reaksi Bertahan (Defence reaction),
yaitu individu berusaha untuk memperthankan dirinya, seolah-olah tidak
mengahadapi kegagalan dan selalu berusaha untuk menunjukkan dirinya tidak
mengalami kegagalan dengan melakukan rasionalisasi, represi, proyeksi, dan
sebagainya.
b)
Reaksi menyerang (Aggressive Reaction),
yaitu menyerang untuk menutupi kesalahan dan tidak mau menyadari kegagalan,
yang tampak dalam perilaku selalu membenarkan diri sendiri, mau berkuasa dalam
setiap situasi, kera kepala dalam perbuatan, menggertak baik dengan ucapan dan
perbuatan, menunjukkan sikap permusuhan secra terbuka, dan sebagainya.
c)
Reaksi Melarikan Diri, yaitu melarikan
diri dari situasi yang menimbulkan kegagalannya, yang tampak dalam perilaku
berfantasi, banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh diri, regresi, dan
sebagainya.
B. Pertumbuhan Personal
Manusia merupakan makhluk individu. Manusia disebut
sebagai individu apabila tingkah lakunya spesifik atau menggambarkan dirinya
sendiri dan bukan bertingkah laku secara umum atau seperti orang lain. Jadi
individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang
khas dalam lingkup sosial tetapi mempunyai kekhasan tersendiri yang spesifik
terhadap dirinya didalam lingkup sosial tersebut. Setiap individu pasti akan
mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal tersebut membutuhkan
proses yang sangat panjang dan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan kepribadiannya tersebut dan keluarga adalah faktor utama yang akan
sangat mempengaruhi pembentukan kepribadian.
Faktor-faktor
pertumbuhan dan perkembangan individu :
Faktor
Heredokonstitusionil
Gen yang terdapat di
dalam nukleus dari telur yang dibuahi pada masa embrio mempunyai sifat
tersendiri pada tiap individu. Manifestasi hasil perbedaan antara gen ini
dikenal sebagai hereditas. DNA yang membentuk gen mempunyai peranan penting
dalam transmisi sifat-sifat herediter. Pada saat sekarang para ahli psikologi
anak berpendapat bahwa hereditas lebih banyak mempengaruhi inteligensi
dibandingkan dengan lingkungan.
Faktor Genetik.
Faktor genetik
merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak.
Anak dapat mewarisi sifat tertentu.
Faktor Lingkungan.
Merupakan faktor yang
sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup
baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan. Faktor lingkungan dibagi
menjadi 2, yaitu :
Faktor pranatal adalah
faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan.
Misalnya: gizi ibu pada waktu hamil, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi,
infeksi, dan stres.
Faktor post-natal
adalah faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir.
Secara umum dapat digolongkan menjadi : Lingkungan biologis, Faktor fisik,
Faktor psikososial, Faktor keluarga dan adat istiadat
1. STRES
Menurut Hans Selye,
“stress adalah respons manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap
tuntutan kebutuhan yang ada dalam dirinya” (Pusdikes,Dep.Kes.1989)
Menurut Lazarus (1976)
stres adalah suatu keadaan psikologis individu yang disebabkan karena individu
dihadapkan pada situasi internal dan eksternal.
Menurut Korchin (1976)
keadaan stres muncul apabila tuntutan-tuntutan yang luar biasa atau terlalu
banyak mengancam kesejahteraan atau integritas seseorang
Menurut Vincent
Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brect (2000) bahwa yang dimaksud
stress adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan
dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan
individu didalam lingkungan tersebut
Dari pengertian stress
menurut para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa stress merupakan gangguan
yang berupa fisik maupun fisik yang disebabkan oleh tidak mampunya individu
menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya.
A. Arti penting stress
Stress juga dibutuhkan
dalam kehidupan ini, jika seseorang tidak pernah mengalami stress hidupnya akan
hampa, tidak ada yang namanya tantangan. Stress tidak berarti negatif
(distress), stresspun ada yang bersifat positif (uestress) untuk menyeimbangkan
proses kehidupan kita.
Efek-Efek stress
menurut hans selye
Menurut Hans Selye,
ahli endokrinologi terkenal di awal 1930 tidak semua jenis stres bersifat
merugikan. Berikut adalah beberapa efek dari stress:
1. Local Adaptation
Stres.
Local Adaptation Stress
adalah ketika tubuh menghasilkan banyak respon setempat terhadap stres. Respon
setempat ini contohnya seperti pembekuan darah, penyembuhan luka, akomodasi
cahaya, dan masih banyak lagi. Responnya berlangsung dalam jangka yang sangat
pendek. Karakteristik dari LAS adalah respon yang terjadi hanya setempat dan
tidak melibatkan semua system, respon bersifat adaptif sehingga diperlukan
stresor untuk menstimulasinya, respon bersifat jangka pendek dan tidak terus
menerus, dan respon bersifat restorative.
2. General Adaptation
Syndrome
General Adaptation
Syndrome adalah istilah penting dari Hans Selye yang ditemukan saat membahas
tentang stress. Menurutnya ketika organisme berhadapan dengan stressor, dia
akan mendorong dirinya sendiri untuk melakukan tindakan. Usaha ini diatur oleh
kelenjar adrenal yang menaikkan aktivitas sistem syaraf simpatetik. Reaksi
fisiologis tubuh terhadap perubahan-perubahan akibat stress itulah yang disebut
sebagai General Adaption Syndrome. GAS terdiri dalam tiga fase :
a. Alarm reaction
(reaksi peringatan) pada fase ini tubuh dapat mengatasi stressor dengan baik.
Apabila ada rasa takut atau cemas atau khawatir tubuh akan mengeluarkan
adrenalin, yaitu hormon yang mempercepat katabolisme untuk menghasilkan energi
untuk persiapan menghadapi bahaya mengacam ditandai dengan denyut jantung
bertambah dan otot berkontraksi.
b. The stage of
resistance (reaksi pertahanan). Reaksi terhadap stressor sudah mencapai atau
melebihi tahap kemampuan tubuh. Pada keadaan ini, mulai timbul gejala-gejala
psikis dan somatis. Respon ini disebut juga coping mechanism. Coping berarti
kegiatan menghadapi masalah, misalnya kecewa diatasi dengan humor.
c. Stage of exhaustion
(reaksi kelelahan). Pada fase ini gejala-gejala psikosomatik tampak dengan
jelas. Gejala psikosomatis antara lain gangguan penceranaan, mual, diare,
gatal-gatal, impotensi, exim, dan berbagai bentuk gangguan lainnya.
B. Ada beberapa
jenis-jenis/ tipe-tipe stressor psikologis (dirangkum dari folkman, 1984;
Coleman,dkk,1984 serta Rice, 1992) yaitu:
Tekanan (pressures)
Tekanan
terjadi karena adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan
tertentu maupun tuntutan tingkah laku tertentuSecara umum tekanan mendorong
individu untuk meningkatkan performa, mengintensifkan usaha atau mengubah
sasaran tingkah laku. Tekanan sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki bentuk yang berbeda-beda pada
setiap individu. Tekanan dalam beberapa kasus tertentu dapat menghabiskan
sumber-sumber daya yang dimiliki dalam proses pencapaian sasarannya, bahkan
bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku maladaptive. Tekanan dapat berasal
dari sumber internal atau eksternal atau kombinasi dari keduanya.Tekanan
internal misalnya adalah sistem nilai, self esteem, konsep diri dan komitmen
personal. Tekanan eksternal misalnya berupa tekanan waktu atau peranyang harus
dijalani seseorang, atau juga dpat berupa kompetisi dalam kehidupan sehari-hari
di masyarakat antara lain dalam pekerjaan, sekolah dan mendapatkan pasangan
hidup.
Frustasi
Frustasi
dapat terjadi apabila usaha individu untuk mencapai sasaran tertentu mendapat
hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil yang diinginkan.
Frustasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap situasi yang
mengancam, seperti misalnya timbul
reaksi marah, penolakan maupun depresi.
Konflik
Konflik terjadi ketika
individu berada dalam tekanan dan merespon langsung terhadap dua atau lebih
dorongan, juga munculnya dua kebutuhan maupun motif yang berbeda dalam waktu
bersamaan. Ada 3 jenis konflik yaitu :
a Approach – approach conflict, terjadi
apabila individu harus satu diantara dua alternatif yang sama-sama disukai,
misalnya saja seseorang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan karir
yang sama-sama diinginkan. Stres muncul akibat hilangnya kesempatan untuk
menikmati alternatif yang tidak diambil. Jenis konflik ini biasanya sangat
mudah dan cepat diselesaikan.
b. Avoidence – avoidence conflict, terjadi
bila individu diharapkan pada dua pilihan yang sama- sama tidak disenangi,
misalnya wanita muda yang hamil muda yang hamil diluar nikah, di satu sisi ia
tidak ingin aborsi tapi di sisi lain ia belum mampu secara mental dan finansial
untuk membesarkan anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan
memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya karena
masing-masing alternatif memilki konsekuensi yang tidak menyenangkan.
c. Approach
– avoidence conflict, adalah situasi dimana individu merasa tertarik sekaligus
tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu objek yang sama,
misalnya seseorang yang berniat berhenti merokok, karena khawatir merusak
kesehatannya tetapi ia tidak dapat membayangkan sisa hidupnya kelak tanpa rokok
Berdasarkan pengertian
stressor diatas dpat disimpulkan kondisi fisik, lingkungan dan sosial yang menjadi penyebab dari kondisi
stres.
C. Symptom Reducing Responses terhadap Stress
1. pengertian symptom -reducing responses
terhadap stress
Kehidupan akan terus
berjalan seiring dengan brjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak
akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap
individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya
masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
Mekanisme Pertahanan
Diri
Indentifikasi adalah
suatu cara yang digunakan individu untuk mengahadapi orang lain dengan
membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti
orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen
pembimbingnya memiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah,
dan sebagainya, maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti
dosennya.
Kompensasi
Seorang individu tidak
memperoleh kepuasan dibidang tertentu, tetapi mendapatkan kepuasaan dibidang
lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang Matematika, namun
prestasi olahraga yang ia miliki sangat memuaskan.
Overcompensation /
Reaction Formation
Perilaku seseorang yang
gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama tersebut
dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya
berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur gurunya
karena mengobrol saat upacara, beraksi dengan menjadi sangat tertib saat
melaksanakan upacara san menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
Sublimasi
Sublimasi adalah suatu
mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu
konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif. Penggantian objek dalam
bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi.
Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi petinju atau tukang potong
hewan.
Proyeksi
Proyeksi adalah mekanisme
perilaku dengan menempatkan sifat-sifat bain sendiri pada objek diluar diri
atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain. Mutu Proyeksi lebih
rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak menyukai temannya,
namu n ia berkata temannya lah yang tidak menyukainya.
Introyeksi
Introyeksi adalah
memasukan dalam diri pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya
seorang wanita mencintai seorang pria lalu ia memasukkan pribadi pria tersebut
ke dalam pribadinya.
Reaksi Konversi
Secara singkat
mengalihkan koflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik. Misalnya
belum belajar saat menjelang bel masuk ujan, seorang anak wajahnya menjadi
pucat berkeringat.
Represi
Represi adalah konflik
pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke
dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang karyawan
yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia di marahi oleh bosnya tadi
siang.
Supresi
Supresi yaitu menekan
konflik impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau
memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata
"Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi."
Denial
Denial adalah mekanisme
perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnay seorang
penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi pantangannya.
Regresi
Regresi adalah
mekanisme perilaku seorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik
diri dari pergaulan. Misalnya artis yang sedang digosipkan selingkuh karena
malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
Fantasi
Fantasi adalah apabila
seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan
berkhayal/berfantasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak
memilki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi
dirinya dengan orang yang ia cintai.
Negativisme
Adalah perilaku
seseorang yang selalu bertentangan / menentang otoritas orang lain dengan
perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah gurunya
dengan bolos sekolah.
Sikap Mengritik Orang
Lain
Bentuk pertahanan diri
untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. perilaku ini termasuk
perilaku agresif yang aktif. Misalkan seorang karyawan yang berusaha
menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat berlangsung.
D. Pendekatan Problem
Solving terhadap Stress
Salah
satu cara dalam menangani stress yaitu menggunakan metode biofeddback,
tekniknya adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stress
kemudian belajar untuk menguasainya. Tekhnik ini menggunakan serangkaian alat
yang sangat rumit sebagai Feedback.
Melakukan sugesti untuk
diri sendiri juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri
kita sendri. Berikan sugesti-sugesti yang positif, semoga cara ini akan
berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual (mengarah pada Tuhan).
Comments
Post a Comment